Pemerintah telah menangani penyebaran malaria di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Malaria menyebar lantaran kawasan Lombok masuk dalam kategori endemis penyakit tersebut plus kondisi lingkungan belum tertangani sepenuhnya setelah gempa.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan genangan masih terjadi di beberapa lokasi setelah gempa. Genangan menjadi tempat nyamuk anopheles penyebar malaria.
“Pemerintah mengantisipasi penyebaran dengan memberikan kelambu antinyamuk, memasok obat-obatan malaria, dan memasok zat pembunuh jentik nyamuk larvasida,” kata Nila di Kuta, Bali, Selasa, 18 September 2018.
Kementerian, lanjut Nila, juga menugaskan beberapa petugas untuk memeriksa kondisi kesehatan warga di Lombok. Sehingga petugas dapat mengidentifikasi penyebaran penyakit.
“Sebenarnya pemeriksaan ini yang menyebabkan jumlahnya ditemukan lebih banyak. Tapi yang kambuh sakitnya, waktu saya mendapat informasi itu dua, tapi yang ditemukan sampai 128 kasus,” kata Menkes.
Nila berharap masyarakat terdampak gempa segera mendapatkan bantuan rumah dan tinggal di dalam rumah untuk menghindari penyakit malaria dan penyakit menular lainnya.
Sebelumnya dilaporkan merebaknya kejadian malaria di Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Kabupaten Lombok Barat masih merupakan daerah endemis malaria serta termasuk lokasi yang terdampak gempa NTB, beberapa waktu lalu. (RRN)
Sumber: medcom.id
Eradikasi malaria di masa lalu, sekarang dan masa depan
Kita dapat memberantas malaria – dalam satu generasi
Malaria Genomik: melacak populasi parasit yang beragam dan terus berevolusi
Memetakan masa depan penyakit infeksi di tropis
Mengatasi malaria impor: 40 tahun pengalaman
Metode terintegrasi untuk studi epidemiologi spasial Plasmodium knowlesi malaria